Entri Populer

Selasa, 11 Oktober 2011

Pengertian Pendidikan

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Menurut Bahasa
pendidikan berasal dari kata " Pedagogi" yaitu kata " paid" artinya " anak" sedangkan " agogos" yang artinya membimbing " sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai " ilmu dan seni mengajar anak" .
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata " didik" , Lalu kata ini mendapat awalan kata " me" sehingga menjadi " mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

2. Menurut Para Ahli

a. John Dewey.
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia
b. M.J. Longeveled
Pendidikan adalah usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
c. Thompson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
d. Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia.
e. H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus-menerus dari penyesuaian yang berkembang secara fisik dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan.
f. J.J. Russeau
Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa.
g. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
h. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
i. Insan Kamil
Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya.


j. Ivan Illc

Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
k. Edgar Dalle
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
3. Menurut Undang-Undang dan GBHN
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara sedangkan menurut GBHN Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
4. Menurut Sudut Pandangnya
a. Pendidikan menurut sudut pandang luas
Menurut sudut pandang luas, pendidikan adalah segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa mengerjakan suatu hal yang telah diketahui itu. Keadaan seperti itu berlangsung di dalam segala jenisdan bentuk lingkungan sosial sepanjang kehidupan.
Selanjutnya, setiap jenis dan bentuk lingkungan itu memengaruhi pertumbuhan individu dalam hal potensi-potensi fisis, spritual, individual, sosial, dan religius. Sehingga menjadi manusia seutuhnya; manusia yang menyatu dengan jenis dan sifat khusus lingkungan setempat.
Dari keterangan tersebut, dpat ditarik suatu penilaian bahwa pendidikan adalah upaya sadar manusia untuk membuat perubahan dan perkembangan agar kehidupannya menjdi lebih baik, dalam artian menjadi lebih jauh. Kemajuan dan perkembangan kehidupan yang dimaksudkan adalah usaha pendidikan untuk menciptakan perkembangan kehidupan dari yang bersifat instingtif atau naluriah meninkat menjadi kehidupan beradab dan berbudaya. Jdi dalam arti yang seluas-luasnya, pendidikan adalah usaha terencana dalam hal pemberadaban dan pembudayaan kehidupan manusia.
Dalam arti luas, pendidikan dapat diidentifikasi karakteristiknya sebagai berikut:
 Pendidikan berlangsung sepanjang zaman (life long education). Artinya, dari sejak kelahiran sampai pada hari kematian , seluruh kegiatan kehidupan manusia adalah kegiatan pendidikan.
 Pendidikan berlangsung disetiap lini kehidupan. Artinya, disetiap aspek kehidupan pasti terkandung pendidikan, terlepas apakah aspek itu diciptakan atau ada secara alami.adapun aspek kehidupan manusia itu mulai dari tingkat filosofis sampai pada tingkat paling praktis yaitu perilaku hidup.
 Pendidikan berlangsung disegala tempat di mana saja, maupun disetiap waktu kapan saja. Hal ini berarti bahwa pendidikan berada di setiap kegiatan kehidupann manusia yang berlangsung dimana dan kapan pun.
Jadi, Karena disetiap kegiatan manusia ada pendidikan, maka hakikat tujuan hidup merupakan hakikat tujuan pendidikan itu sendiri. Eksistensi kehidupan manusia adalah eksistensi pendidikan. Antara kehidupan dan pendidikan bereksistensi seperti hubungan ko-eksistensial antara jiwa dan raga manusia.
b. Pendidikan menurut sudut sempit
Menurut pendekatan dalam sudut sempit, pendidikan merupakan seluruh kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di lembaga pendidikan sekolah. Pendidikan diartikan sebagai system persekolahan. Dalam hal ini, pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh institut persekolahan (school education) untuk membimbing dan melatih peserta didik agar tumbuh kesadaran tentang eksistensi kehidupan dan kemampuan menyelesaikan setiap persoalan kehidupan yang selalu muncul.
Menurut posisi dan funsinya, lembaga pendidikan persekolahan adalah lanjutan dari pendidikan keluarga dan jembatan penghubung kehidupan keluarga dan kehidupan masyarakat mendatang bagi generasi muda. Dengan adanya pendidikan, keterampilan hidup seseorang akan bertambah. Dengan seiringnya perkembangan ketrampilan, diharapkan dapat mengisi lapangan kerja baru yang dibutuhkan didalam kehidupan masyarakat.
Dengan system pendidikan yang dilakukan, peserta didik mendapat bekal untukterjung dalam masyarakat. Adapun bekal yang didapat adalah:
 Kepribadian dengan potensial intelektual yang matang, sehingga mampu mengembangkan sikap ilmiah, benar, dan jujur
 Kepribadian yang matang potensi sosialnya sehingga mampu memerankan dirinya secara pragmatis dan berguna bagi upaya pengembangan kehidupan mayarakatnya.
Tentang arti pendidikan menurut sudut sempit, karakteristiknya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
 Pendidikan berlangsung dalam masa terbatas, yaitu masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa.
 Pendidikan berlangsung dalam ruang terbats, yaitu di lembaga persekolahan, dan dalam waktu terbatas, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
 Pendidikan berlangsung dalm satu lingkungan khusus yang disengaja diciptakan dalam bentuk kelas, dalam rangka efektivitas dan efesiensi kelangsungan proses pembelajaran.
 Isi pendidikan disusun secara sistematik dan terprogram dalam bentuk kurikulum.
 Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak lua, yaitu sekolah, terbatas pada kemampuan-kemampuan tertentu, untuk membentuk ketrampilan hidup (life skill education).
Jadi dari isi dan arti pendidikan, baik dari sudut luas maupun sampit, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan kegiatan simultan diseluruh aspek kehidupan manusia, yang berlangsung di segala lingkungan dimana ia berada, disegala waktu, dan merupakan hak dan kewajiban bagi siapapun, serta terlepas dari diskrimanasi apapun.



Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.


B. SIFAT-SIFAT PENDIDIKAN

1. Pendidika formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
2. Pendidikan non formal
Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar.



3. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

C. JENIS-JENIS PENDIDIKAN

1. Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk ke dalam pendidikan formal.

3. Pendidikan akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
4. Pendidkan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
5. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
6. Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.

7. Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).

D. TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN

1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan
2. Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro.
E. FUNGSI PENDIDIKAN UMUM
Dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menyimak pasal 3 diatas bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, menggambarkan bahwa yang harus dikembangkan dalam diri peserta didik adalah potensi-potensi yang dimilikinya, bukan berarti menjejali dengan ilmu pengetahuan semata tanpa mempertimbangkan potensi-potensinya dalam hidup dan penghidupan selaku manusia yang mempunyai keinginan, nafsu, akal dan naluri kemanusiannya. Selanjutnya dikatakan disitu ”dan membentuk watak”, hal ini mengandung arti bahwa pendidikan yang dilakukan dapat membentuk watak, sikap, karakter individu yang berada pada lingkungan masyarakatnya, yang cenderung bersifat positif dan tidak bertentangan tatanan tabiat, watak, karakter manusia lainnya.
Kemudian dikatakan ”serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Peradaban bangsa yang bermartabat dengan kata lain suatu peradaban yang memili nilai-nilai luhur suatu bangsa yang sarat degan nilai-moral-norma bangsanya sendiri. Peradaban suatu bangsa akan diwarnai oleh kemajuan Pendidikan dan teknologinya, bagaimana pola hidup orang-orang yang sudah maju dalam pendidikannya, bagaimana pola hidup manusia yang sudah modern sebagai pembentukan dari kemajuan teknologi, semua itu semakin banyak mewarnai budaya suatu bangsa yang menjamaninya.
Oleh karena itu peradaban bangsa yang bermartabat cenderung menitikberatkan pada dasar ideologi suatu bangsa itu, dan dalam kehidupan bangsa Indonesia yang dimaksud dengan bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang meletakan ideologi hidupnya adalah nilai-moral-norma Agama Islam sebagai sumber nilai-moral-norma yang mutlak sifatnya bagi seorang muslim yang baik.
Selanjutnya dikatakan ”dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” Mencerdaskan kehidupan bangsa disini memiliki arti tarap pendidikan rakyat pada umumnya sudah seimbang antara jumlah penduduk dengan tingkat rata-rata pendidikan penduduk yang ada, seperti halnya pencanangan wajib belajar sembilan tahun dengan harapan ideal pemerintah, tidak ada lagi yang buta hurup dan buta aksara pada tatanan penduduk bangsa Indonesia ini.

F. FAKTOR KUALITAS PENDIDIKAN

1. Faktor Internal
Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan. Dalam hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya yang merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.
G. LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN
Ditinjau dari sudut pandang fisafat, kualitas ilmu pendidikan pada umumnya tersusun atas tiga lapis, yaitu lapisan abstrak, potensial-teoritis, dan lapisan konkret-praktis. Dasar lapisan ini adalah realitas keberadaan setiap benda atau hal yang ada. Manusia misalnya, pada lapisan abstrak mencakup semua jenis, sifat, bentuk, dan wujud manusia yang berbeda dimana saja dan kapan saja. Adapun lapisan potensial teoritis berupa jenis bentuk dan wujud yang berbeda, tetapi satu dalam karakter. Sedangkan pada lapisan kongkret lebih menunjuk pada lapisan kongkret lebih menunjuk pada perwujudannya sebagai manusia individual.
1. Lapisan abstrak
Pada lapisan abstrak, ilmu pengetahuan itu bersifat universal dan jumlahnya hanya ada satu. Karena abstrak, ilmu pengetahuan tidak terikat oleh ruang dan waktu tertentu, karena itu bersifat tetap dan tidak mengalami perubahan. Karena universal, maka meliputi segala macam jenis, bentuk, dan sifat ilmu pengetahuan, serta menjadi sumber dari segala macam jenis ilmu pengetahuan.
2. Lapisan potensial teoritis
Pada lapisan ini ilmu pengetahuan bersifat khusus menurut jenis, bentuk, dan sifat objeknya. Karena jenis, bentuk, dan sifatnya berbeda, maka teori ilmu pengetahuan sosial budaya berbeda dengan ilmu pengetahuan alam. Manusia dan masyarakatnya, sebagai objek ilmu sosial budaya, bersifat labil. Sedangkan benda-benda alam, sebagai objek ilmu pengetahuan alam, cenderung bersifat stabil. Dari kedua sifat objek yang berbeda, tidak mungkin keduanya berada dalam kesamaan teori.
3. Lapisan kongkret-praktis
Dalam lapisan kongkret-praktis, ilmu pengetahuan menjadi kongkret dan plural menurut jenis, bentuk, dan sifat objek tertentu. Pada tingkat teoritis, ilmu pengetahuan sosial dalam jenis apapun mempunyai kesamaan objek yaitu masyarakat. Tetapi pada tingkat praktis, sesama ilmu pengetahua sosial objek antropologi berbeda dengan ilmu pendidikan. Kalau antropologi menekankan pada nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kehidupan masyarakat, maka ilmu pendidikan menekankan pada masalah bagaimana nilai-nilai itu ditumbuh kembangkan. Pada tingkat praktis, setiap objek khusus tertentu cenderung berpotensi menjadi suatu bidang studi.
Struktur lapisan abstrak, potensial-teoritis, dan kongkret-praktis ilmu pengetahuan tersebut sering dipopulerkan dengan spek-aspek ontologis, epistomologis, dan etika. Aspek ontologis mempersoalkan tentang hakekat adanya sesuatu. Hakikat adalah sifat umum universal yang ada dalam diri sesuatu hal. Aspek epistomologis mempersoalkan tentang potensi-potensi teoritis yang terkandung didalam suatu hal. Sedangkan aspek etika mempersoalkan tentang nilai-nilai moral yang terkandung didalam diri suatu hal.
• Ontologis
Ontologis adalah bidang studi meta fisis yang mempersoalkan hakikat keberadaan ilmu pengetahuan. Jika diterapkan terhadap pendidikan, ia akan menjadi bidang antologi pendidikan dengan mempersoalkan secara khusus mengenai hakikat pendidikan pada taraf abstrak dan universal.
• Epistemologi
epistomologi adalah bidang filsafat aksiologi-teoritis dengan persoalan pokok tentang nilai kebenaran dan bagaimana upaya memperolehnya. Jika diterapkan terhadap pendidikan, ia akan menjadi epistomologi pendidikan dengan persoalan khususnya adalah tentang nilai kebenaran pendidikan dan bagaimana penyelenggara pendidikan sehingga mendapatkan pendidikan yang benar
• Etika
Etika adalah bidang filsafat praktis dengan persoalan khas tentang nilai moral (kebaikan), berupa tingkah laku yang baik. Jika diterapkan pada pendidikan, ia akan menjadi etika pendidikan dengan persoalan khas tentang pemberdayaan nilai-nilai moral kedalam tingkah laku yang baik menurut ukuran pendidikan (educated behavior)
Menurut Endang Saifuddin (1987 ; 96) terdapat banyak aliran-aliran penting dalam etika, minimal ada enam aliran :
 Aliran Etika Naturalisme ialah aliran yang beranggapan bahwa kebahagian manusia itu didapatkan dengan menurutkan panggilan natura (fitrah) kejadian manusia itu sendiri.
 Aliran Etika Hedonisme ialah aliran yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan hedone (kenikmatan dan kelezatan).
 Aliran Etika Utilitarianisme ialah aliran yang menilai baik dan buruknya perbuatan manusia itu ditinjau dari kecil dan besarnya manfaat bagi manusia (utility : manfaat).
 Aliran Etika idealisme ialah aliran yang berpendirian bahwa perbuatan manusia janganlah terikat pada sebab-musabab lahir, tetapi haruslah berdasarkan pada prinsip kerohanian (idea) yang lebih tinggi.
 aliran Etika Vitalisme ialah yang menilai baik buruknya perbuatan manusia itu sebagai ukuran ada tidak adanya daya hidup (vital) yang maksimum mengendalikan perbuatan itu.
 Aliran Etika Theologis ialah aliran yang berkeyakinan bahwa ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia itu dinilai dengan sesuai dan tidak sesuainya dengan perintah Tuhan (Theos = Tuhan).
Berdasarkan uraian tersebut diatas dari ke enam aliran tentang etika yang paling mendasari dalam kehidupan manusia di dunia ini adalah etika Theologis, karena manusia sebagai makhluk ciptaan Allah harus yakin bahwa kehidupan di dunia ini merupakan kehidupan sementara dan akan mengalami suatu kehidupan yang kekal dan abadi di akhirat kelak. Apabila melihat jumlah penduduk Indonesia adalah suatu bangsa yang menganut Agama Islam sebanyak 90% lebih, ini memberikan suatu jaminan bahwa pola hidup bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang Islami dengan tata nilai-moral-norma yang Islami pula.

H. ASAS PENDIDIKAN

Menurut Ki Hadjar Dewantara ada lima asas dalam pendidikan yaitu : Asas kemerdekaan ; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
 Asas Kodrat Alam ; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.
 Asas Kebudayaan ; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
 Asas Kabangsaan ; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
 Asas kemanusiaan ; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas bahwa lima asas pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara harus menjadi asas-asas Pendidikan Umum, karena pada dasarnya memperlakukan manusia yang manusiawi terkandung dalam kelima asas tersebut. Bagaimana kita menghargai individu dalam hubungannya dengan asas kemerdekaan, bagaimana kita memperlakukan alam dalam konteks kebutuhan hidup manusia, bagaimana peran kebudayaan terhadap manusianya sebagai warna kultur yang membentuk pribadi dan watak suatu masyarakat atau bangsa, bagaimana konsep kebersamaan kebangsaan dan perjuangan bangsa menimbulkan suatu sikap saling memiliki, dan bagaimana asas kemanusiaan sebagai bentuk pengakuan bahwa tidak ada perbedaan pada tingkat/tatanan manusia sebagai makhluk Allah, tidak mengenal pangkat, kedudukan, status sosial ekonomi dan sebagainya, dan yang membedakan adalah hanya keimanan dan ketaqwaan di hadapan Allah
I. SISTEM PENDIDIKAN
1. Sistem pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional dapat dijelaskan dengan dua jalan, yaitu menurut fungsin dan strukturnya. Menurut fungsinya, pendidikan nasional merupakan sistem penyelenggara pendidikan oleh negara, dalam rangka mewujudkan hak menentukan eksistensi nasional bangsanya dalam bidang pendidikan (rigth of self-determination on education). Sedangkan menurut strukturnya, pendidikan nasional sebagai sistem adalah keseluruhan satuan kegiatan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan nasional suatu negara.
2. Sistem pendidikan sekolah.
Keberadaan sekolah sebagai sistem organisasi pendidikan formal dipengaruhi oleh beberapa lingkungan sosial.lingkungan ini pada umumya dibedakan menjadi lingkungan distal dan lingkungan proksimal. Linkungan distal tidak berpengaruh langsung terhadap kegiatan sekolah sehari-hari, seperti masyarakat nasional dan internasional. Sebaliknya, lingkungan proksimal adalah lingkungan masyarakat sekitar seperti masyarakat desa, kecamatan, kabupaten masyarakat provinsi dan sebagainya
3. Sarana dan prasarana pendidikan sistem pendidikan.
Sarana pebdidikan yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan berbentuk buku dan bahan bacaan, alat bantu belajar-mengajar, serta alat kerja bidang pendidikan. Kecuali itu berupa teknologi pendidikan. Sarana pendidikan berfungsi untuk membantu meningkatkan vektifitas dan efesiensi proses transformasi.
Prasaran pendidikan yakni segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya proses transformasi dalam sistem pendidikan. Prasarana pendidikan berbentuk benda atau barang seperti tanah, bangunan sekolah, transportasi, lapangan olahraga, dan sebagainya. Bisa juga berupa biaya pendidikn dari negara, keluarga, dan sumber lainnya
J. ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Pembahas tentang aliran-aliran pendidikan bertujuan untuk lebih membuka wawasan kependidikan bagi para pembelajar yang sedang menggeluti bidang kependidikan. Adapaun aliran-aliran pendidikan diantaranya progresivisme, rekonstruksionisme, esensialisme dan perenialisme.
1. Progresivisme
Aliran ini diketahui secara umum berakar dari pragmatisme W.Jame, dan Jhon Dewey pada abad ke-20an. Progresivisme menekankan pada konsep dasar dengan asas utamanya adalah wajib bagi manusia untuk tetap bertahan hidup dalam menghadapi segala tantangan. Untuk itu, manusia harus bersifat pregmatis dalam memandang segala sesuatu menurut segi kemamfaatannya.
Dengan demikian aliran Progresivisme memperhatikan sepenuhnya segala macam potensi kodrat manusia untuk dapat dikembangkan secara alami. Aliran ini bertujuan untuk menjadikan peserta didik memiliki kualitas agar dapat teru maju sebagai generasi pelanjut dengan kemampuan menjawab tantangan zaman yang baru.
2. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme mengakar pada pragmatism dan karena itu menekankan pada nilai kegunaan pendidikan bagi kehidupan bermasyarakat.oleh sebab itu, aliran ini sering disebut rekonstrusionisme sosial. Selain itu, atas pengaruh aliran neopositivisme, rekonstrusionalisme mendasarkan pola fikirnya dan nilai-nila ilmu pengetahuan atau nilai ilmiah.
Aliran ini mencoba untuk menata kembali struktur pendidikan sesuai dengan dinamika kehidupan budaya baru, karena dipandang bahwa perkembangan kebudayaan modrn sedang mengalami krisis. Fakta menunjukkan bahwa dewasa ini kebudayaan kehidupan masyarakat dunia sedang dalam keaadaan labil, kebingungan, simpang-siur, dan sedang dalam proses penghancuran diri.
3. Esensialisme
Aliran esensialisme mendasarkan pandangan pendidikan pada nilai-nilai adat kebudayaan yang telah ada sejak permulaan peradaban manusia. Menurut aliran ini, nilai-nilai tersebut bersifat manusiawi dan tertanam dalam warisan budaya masyarakat yang terbentuk secara historis selama ratusan bahkan ribuan tahun.
4. Perenialisme
Perenialisme dominan menekankan untuk kenbali pada nilai kebudayaan masa lampau sebagai landasan pendidikan. Aliran ini mempunyai kesamaan dengan aliran esensialisme. Dinyatakan bahwa nilai-nilai kebudayaan masa lampau itu ideal dan telah diuji ketangguhannya.


K. KEDUDUKAN PENDIDIKAN UMUM

Dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI pasal 15 dikatakan bahwa jenis pendidikan mencakup Pendidikan Umum, Kejuruan, Akademik, Profesi, Vakasi, Keagamaan, dan Khusus. Dalam penjelasannya dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut diatas sama sekali tidak ada hubungannya Pendidikan Umum tersebut dengan nilai-moral-norma yang melandasi konsep hidup manusia dalam penghidupannya, karena jelas sekali pengertian Pendidikan Umum disini sebagai dasar pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Akan tetapi apabila meninjau kembali isi Bab II, pasal 3 dalam undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 bahwa pendidikan nasional ”Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Penjelasan PP No. 28 Tahun. 1990, Bab I Pasal 1 dan Bab II pasal 3 ; Dalam program Pendidikan Umum harus mengutamakan : Memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan, membiasakan berperilaku yang baik, memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, memelihara kesehatan jasmani dan rohani, memberikan kemampuan untuk belajar, membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri, memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat, menumbuhkan rasa bertanggung jawab dalam lingkungan hidup, memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengembangan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Republik Indoneisa, menanamkan rasa bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara, memberikan pengetahuan dan ketarampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia, memberikan pengertian tentang ketertiban dunia, meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.
Menurut SK. Mendikbud No.008 E/V/1975, tentang pembaharuan kurikulum Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas di temui rumusan : ”Pendidikan Umum ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib di ikuti oleh semua siswa dan mencakup pendidikan moral pancasila (PMP) yang berfungsi sebagai pembinaan warga negara yang baik”. Apabila dikaitkan SK diatas dengan pasal 39 ayat (2) UU SPW, berarti pedidikan agama dan pendidikan pancasila merupakan pendidikan umum baik materi kurikulum maupun isi program.





L. PERANAN PENDIDIKAN UMUM

Berbicara tentang peranan Pendidikan Umum adalah berbicara tentang tugas yang diemban oleh Pendidikan Umum atau peran Pendidikan Umum terhadap bidang-bidang lain atau nbpendidikan-pendidikan pada umumnya.
Seperti apa yang dikatakan oleh Rochman Natawidjaya (Seminar Cakrawala Pendidikan Umum ; 1998 ; 10) bahwa didalam mencapai konstruksi Pendidikan Umum dan upaya pencapaian tujuan (in search of general education construct and the attainment of its objectives), maka perlu dipahami dulu tentang :
 Pendidikan Umum sebagai Ilmu
 Pendidikan Umum sebagai Jenis Pendidikan
 Pendidikan Umum sebagai Program Pendidikan
 Pendidikan Umum sebagai Program Studi
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka nampak jelas bahwa keempat unsur tersebut perlu dipahami terlebih dahulu, setelah paham akan jelas peranan Pendidikan Umum sebagai ilmu, jenis pendidikan, program pendidikan dan program studi. Selanjutnya Nursid Sumaatmadja (Seminar Cakrawala Pendidikan Umum ; 1998 ; 18) mengatakan “Pendidikan Umum yang syarat dengan akhlak mulia, kecerdasan, keterampilan, keahlian, kepemimpinan bisa mendasari pendidikan keterampilan dan pendidikan akademik”.
Kemudian dikatakan pada bagian selanjutnya ” Pendidikan Umum mencakup juga pendidikan kejuruan yang bertujuan untuk menghasilkan ahli yang memili keterampilan dalam bidang tertentu”. Dalam penegrtian ini, seorang ahli yang dihasilkan dari pendidikan kejuruan harus dilandasi oleh akhlak, sehingga keahliannya itu secara fungsional memiliki banyak manfaat bagi kehidupannya baik dalam pemenuhan kesejahteraan maupun kebahagiaan.
Yang paling penting dilakukan oleh para ahli pendidikan umum adalah bagaimana menanamkan ”jati diri” bangsa Indonesia tetap mengutamakan aspek Ke-Tuhanan sebagaimana yang tercantum dalam sila I. Namun demikian, karena dimensi Pendidikan Umum itu sangat luas, maka potensi diri manusia yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotorik harus dikembangkan secara serasi dan seimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar